Hamzah yang terdapat di dalam al-Quran terbagi kepada dua
bahagian, yaitu Hamzah qotho’ (yang artinya terputus) dan Hamzah washol
(yang artinya bersambung). Hamzah qotho'
dan Hamzah washol merupakan bagian penting yang harus diketahui oleh
setiap pembaca Al-Quran untuk mencapai tilawah yang baik dan benar. Pembahasan
ini menjadi lebih dibutuhkan karena adanya perbedaan cetakan mush-haf antara
satu negeri dengan negeri yang lain, khususnya penulisan Hamzah washol di awal
kalimat.Berikut penjelasan keduanya.
a. Hamzah
Qat'ie( هَمْزَةُاْلقَطْعِ)
Hamzah ini tetap disebut pada permulaan
bacaan, pada ketika bacaan sambung dan pada tulisan. Hamzah ini
dinamakan dengan Hamzah Qat'ie ialah kerana ia memutuskan beberapa huruf
dari huruf yang lain ketika membacanya. Hamzah Qat'ie terletak pada awal
kalimah, pada pertengahan kalimat atau pada akhir kalimat.
Hamzah qotho’ bentuknya seperti bentuk kepala Ain
(أ ; ء
) yaitu berupa hamzah yang selalu diucapkan dengan ber-harokat
fathah, dhommah atau kasroh.
Ia juga terletak pada kata nama (isim),
kata kerja (fa’il)
dan sendi nama (harf).Hukumnya ialah ia perlu disebut ketika membacanya.
Contoh : وَأَنْزَلَ مِنَ
السَّمَاءِ • فَأَخْرَجَ بِهِ • وَأَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
b. Hamzah Wasal( هَمْزَةُالْوَصْلِ)
Ia disebut pada permulaan bacaan dan
dihilangkankan
sebutannya ketika dibaca secara sambung dengan huruf sebelumnya. Ia dinamakan
demikian kerana disambung dengan huruf yang bertanda Sukun pada awal perkataan.
Hamzah Washol adalah Hamzah zaidah berfungsi sebagai perantara atau penyambung kepada
pengucapan huruf mati atau sukun yang berada setelahnya.Tanda Hamzah Wasal
ialah terdapat huruf Sad (ﭐ )di atas huruf Alif.
Untuk
memperjelas pemahaman mengenai Hamzah washol, perhatikan tabel contoh di
bawah ini.
No comments:
Post a Comment