Social Icons

Pages

Sunday 1 May 2016

MAKALAH FILSAFAT ILMU

BAB I
PENDAHULUAN

Awalnya filsafat hanya terfokus pada kajian filsafat alam dan filsafat manusia. Tetapi seiringnya waktu berjalan, saat ini kajian filsafat tidak hanya terfokus dalam filsafat alam dan filsafat manusia saja tetapi filsafar kebudayaan, filsafat bahasa bahkan filsafat ilmu pengetahuan.
Filsafat Ilmu Pengetahuan adalah salah satu cabang dari filsafat yang sudah diminati sekitar abad ke-17, namun semenjak abad ke-20 filsafat ilmu pengetahuan telah mengalami perkembangan yang besar, sehingga sebagian orang tidak sanggup mengikuti arus perkembangannya karena beragamnya jurusan. Saat ini sudah ada sekitar 230 jurusan. Awalnya ilmu hanya ada dua yaitu ilmu alam dan ilmu sosial. Tetapi sudah berkembang pesat terutama ilmu alam. Semakin banyak jurusan maka semakin spesifik keilmuan saat ini.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kedudukan Filsafat Ilmu Pengetahuan Dalam Sistematika Filsafat
Sebelum menjelaskan kedudukan filsafat ilmu pengetahuan dalam sistematika filsafat, pengertian ataupun definisi filsafat haruslah dipahami terlebih dahulu. Kata filsafat (philosophia) terdiri atas kata philein yang berarti “cinta” dan sophia yang berarti “kebijaksanaan”, sehingga secara etimologi filsafat berarti “cinta kebijaksanaan” dalam arti yang sedalam-dalamnya. Sedangkan secara terminologi filsafat dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat bukannya mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tetapi yang dicari adalah hakikat dari suatu fenomena. Hakikat adalah suatu prinsip yang menyatakan sesuatu adalah sesuatu itu. Filsafat adalah usaha untuk mengetahui segala sesuatu. Ada/being merupakan implikasi dasar. Jadi segala sesuatu yang mempunyai kualitas tertentu pasti dia adalah being. Filsafat mempunyai tujuan untuk membicarakan keberadaan. Jadi, filsafat membahas lapisan yang terakhir dari segala sesuatu atau membahas masalah-masalah yang paling dasar.[1]
Selanjutnya mengenai filsafat ilmu, Perlu diketahui bahwa Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia dibagi menjadi dua jenis yaitu pengetahuan yang berasal dari diri manusia itu sendiri dan pengetahuan yang berasal dari luar manusia atau biasa disebut dengan wahyu. Teradapat tiga kategori pengetahuan yaitu :

·         Pengetahuan indera adalah kemampuan manusia yang dapat melihat, mendengar, peka terhadap sentuhan, dapat mencium sesuatu dan dapat merasakan rasa itu merupakan pemikiran langsung yang bertumpu pada panca indera dan batasnya sampai kepada segala sesuatu yang tidak terperangkap oleh panca indera.
·         Pengetahuan ilmu adalah manusia berpikir kemudian hasil pemikirannya dilakukan eksperimen. Setelah itu dilakukan dengan sistematika dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannyayang bertumpu pada kegiatan otak dan tangan dan batasnya sampai kepada yang tidak atau belum dapat dilakukan penelitian.
·         Pengetahuan filsafat adalah manusia memikirkan segala sesuatu secara sistematika, radikal dan universal bertumpu pada otak saja dan batasnya adalah batas alam, namun manusia mencoba memikirkan diluar alam yaitu agama Tuhan.[2]

Selanjutnya mengenai filsafat ilmu, filsafat pengetahuan dan filsafat ilmu pengetahuan serta kedudukannya dalam sistematika filsafat. Filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri.[3] Sedangkan filsafat pengetahuan (epistemologi) adalah cabang filsafat yang membahas tentang pengetahuan, adapun yang dibahas antara lain adalah asal mula, bentuk atau struktur, dinamika, validitas, dan metodologi, yang bersama-sama membentuk pengetahuan manusia.[4] Filsafat pengetahuan bertugas untuk menyoroti gejala pengetahuan manusia berdasarkan sudut sebab musabab pertama.[5] Seperti pokok pembahasannya apa pengetahuan itu benar, dapat dipercaya, tidak berubah- ubah ataupun berkembang, jika pengetahuan berkembang seperti apa perkembangan pengetahuan itu sendiri, jika pengetahuan itu benar apa yang bukti bahwa pengetahuan itu benar, jika pengetahuan itu dapat dipercaya apa sebab pengetahuan itu dapat dipercaya, jika pengetahuan tidak berubah- ubah apa penyebab itu terjadi.
Gejala pengetahuan tersebut dapat dilihat sebagai objek material filsafat pengetahuan, yang masih dapat dibagi lagi lebih lanjut menjadi filsafat pengetahuan secara umum yang mempelajari pokok-pokok bahasan umum dan filsafat ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala ilmu-ilmu pengetahuan sebagai salah satu bidang pengetahuan  khas menurut sebab musabab terakhir.[6]
Apa yang disebutkan diatas merupakan gejala pengetahuan yang dapat dilihat sebagai objek material filsafat pengetahuan. Sedangkan ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai pengetahuan yang diatur berdasarkan sistematika dengan langkah- langkah pencapaiannya serta dapat dipertanggung jawabkan secara benar dan teoritis. Ilmu pengetahuan terbagi atas ilmu alam dan ilmu kemanusiaan. Sedangkan filsafat ilmu pengetahuan dibedakan menurut bidang ilmu pengetahuan yang disoroti dan melihat dari hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lain.

B.     Pemahaman Tentang Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu.[7] Pengetahuan itu sendiri berlangsung dalam dua bentuk dasar berbeda. Bentuk yang satu ialah mengetahui demi mengetahui saja dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati manusia. Sedangkan bentuk lainnya ialah pengetahuan untuk digunakan dan diterapkan, misalnya untuk melindungi dan membela diri, memperbaiki tempat tinggal,  mempermudah pekerjaannya, memperlancar hubungan orang satu sama lain, mencegah bencana, meningkatkan kesehatan dan lain sebagainya.[8]
Ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa Inggris science, yang berasal dari bahasa Latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui. Pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu mengalami perluasan arti sehingga menunjuk pada segenap pengetahuan sistematik. Dalam bahasa Jerman wissenschaft. The Liang Gie memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.[9] Untuk menerangkan kekhususan ilmu pengetahuan dibandingkan dengan pengetahuan pada umumnya, kita bertitik pangkal pada gejala “kesadaran akan pengetahuan” yang terdapat dalam setiap tindakan pengetahuan itu sendiri secara tersirat. Apabila unsur tersirat itu diucapkan menjadi tersurat, maka terjadilah apa yang disebut refleksi. Berkat refleksi, pengetahuan yang semula langsung dan spontan, memang kehilangan kelangsungan dan spontanitasnya, tetapi serentak pengetahuan itu mulai cocok untuk diatur secara sistematis sedemikian rupa sehingga isinya dapat dipertanggungjawabkan. Itulah kiranya yang terjadi dalam pembentukan ilmu pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang sudah ada, yang dikumpulkan lalu diatur dan disusun. Diharapkan, bahwa apa yang tadinya sudah diketahui secara umum, dalam ilmu pengetahuan akan diketahui dengan lebih masuk akal. Jika dibandingkan dengan pengetahuan pada umumnya, jelaslah bahwa hasil pengetahuan semakin mengorbankan sifat konkret pengetahuan langsung demi semakin nampaknya suatu susunan menyeluruh yang bersifat abstrak.[10]

C.    Filsafat Pengetahuan dan Filsafat Ilmu Pengetahuan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, filsafat pengetahuan (epistemologi) adalah cabang filsafat yang membahas tentang pengetahuan sedangkan filsafat ilmu pengetahuan adalah bagian dari filsafat pengetahuan yang mempelajari gejala ilmu-ilmu pengetahuan sebagai salah satu bidang pengetahuan  khas menurut sebab musabab terakhir. Filsafat pengetahuan memeriksa sebab musabab dengan bertitik tolak pada gejala pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Filsafat ini menggali faham tentang “kebenaran”, “kepastian”, dan tahap-tahapnya, “objektivitas”, “abstraksi”, “intuisi” dan juga pertanyaan mengenai “darimana asalnya dan kemanakah arah pengetahuan”.
Filsafat ilmu pengetahuan tentu saja juga membicarakan semua itu. Namun, karena sudah meneliti dan membicarakan sebab musabab pertama, filsafat ilmu pengetahuan dalam hal ini tidak dapat menambah sesuatu yang baru lagi. Akan tetapi, karena semua pokok itu perlu disoroti dalam rangka filsafat ilmu pengetahuan, maka lebih dulu secara terinci akan kita lihat kekhususan ilmu pengetahuan kalau dibandingkan dengan gejala pengetahuan secara umum. Padahal perbedaan itu terletak pada sifat teratur dan sistematis yang nampak dalam ilmu pengetahuan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara teoritis dan reflektif. Dengan kata lain, cara kerja atau metode ilmu pengetahuanlah yang menjadi ciri ilmu, kalau dibandingkan dengan pengetahuan sehari-hari.[11]

BAB III
KESIMPULAN

Pengetahuan dapat diperoleh melalui berbagai hal diantaranya melalui panca indera. Pengetahuan dapat dikembangkan menjadi sebuah ilmu jika pengetahuan itu dapat diteliti, sistematis, dan dapat diuji kebenarannya secara teoritis. Manusia sebagai makhluk yang bisa berpikir harus bangga terhadap hasil karyanya karena manusia bisa menciptakan ilmu. Ilmu telah mampu menguasai alam dan juga membantu sesama manusia. Tetapi ilmu dan teknologi sudah disalahgunakan. Karena ilmu dan teknologi telah menguasai alam, manusia serakah terhadap alam, mengeksploitasi alam, mementingkan kepentingan manusia tanpa memperhatikan keseimbangan alam. Terbukti dengan pemanasan global.
Seharusnya kita sebagai manusia harus bisa mempergunakan ilmu dan teknologi dengan sebaik- baiknya. Agar bisa menghargai alam bukan hanya menguasai alam semesta.










DAFTAR PUSTAKA


C. Verhaak dan R. Haryono Imam. 1989. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta:PT Gramedia.

Dr. Anton Bakker dan Drs. Achmad Charris Zubair. 1990. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

 Jujun S. Suriasumantri. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

 Prof. I.R. Poedjawijatna. 2002. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat. Jakarta: Rineka Cipta.

Sidi Gazalba. 1990. Sistematika Filsafat. Jakarta : PT Bulan Bintang.




[1] Drs. Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet.IV, h. 3-6
[2] Sidi Gazalba. 1990. Sistematika Filsafat. Jakarta : PT Bulan Bintang. hlm 4-8 Sidi Gazalba. 1990. Sistematika Filsafat. Jakarta : PT Bulan Bintang. hlm 4-8
[3] Drs. Surajiyo, Ilmu Filsafat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet.III, h. 64
[4] Drs. A. Susanto, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet.II, h. 136
[5] C. Verhaak dan R. Haryono Imam. 1989. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta:PT Gramedia. hlm 3
[6] C. Verhaak dan R. Haryono Imam, Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: 1991), Cet.II, h. 3
[7] Drs. Surajiyo, Ilmu Filsafat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet.III, h. 62
[8] C. Verhaak dan R. Haryono Imam, Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: 1991), Cet.II, h. 4
[9] Drs. Surajiyo, Ilmu Filsafat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet.III, h. 62
[10] C. Verhaak dan R. Haryono Imam, Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: 1991), Cet.II, h. 8
[11] Ibid, h. 12-13

No comments:

Post a Comment

 
Blogger Templates