Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Hamdan wa Syukron lillah was sholatu was Salaamu ‘ala Rosulillah. ‘Amma ba’du
Yang saya hormati, Bapak Mahmud S. Pd selaku kepala
sekolah
Yang saya hormati, dewan guru yang mudah-mudahan
dirahmati Allah
Teman-teman seperjuangan, adik dan kakak kelas yang saya
cintai
Segala puji hanyalah milik
Allah, Tuhan semesta Alam yang tiada lelah mengurus makhluknya, tiada batas
memberikan rahmat dan rizkinya hingga kita semua senantiasa mengagunginya
dengan mensyukuri nikmatnya. Shalawat dan salam tersampaikan selalu kepada
kekasihnya sang pembawa kebenaran nabi Muhammad Saw.
Baiklah
berdirinya saya di mimbar ini akan menyampaikan sebuah pidato yang bertema :
MENJAHUI GHIBAH
Jama’ah yang dimuliakan Allah
Ghibah
artinya menggunjingkan keburukan orang lain. Perbuatan itu tergolong perbuatan
tercela yang dilarang dalam Islam. Bahkan Allah Swt mengidentikan perbuatan
ghibah sebagai sesuatu yang amat kotor dan menjijikan. Allah Swt berfirman :
wur =tGøót Nä3àÒ÷è/ $³Ò÷èt/ 4 =Ïtär& óOà2ßtnr& br& @à2ù't zNóss9 ÏmÅzr& $\GøtB çnqßJçF÷dÌs3sù 4
Artiunya
:”Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. (Q.S. al Hujrat, 12)
Dan
Rasulullah juga bersabda :
“Tahukah kalian apakah ghibah itu?”Mereka menjawab:”Allah dan
Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda :”Ghibah adalah engkau
menyebut keburukan saudaramu yang tidak ia sukai”.Rasulullah ditanya “Bagaimana
halnya jika apa yang aku katakana memang terdapat pada saudaraku?” Maka
Rasulullah menjawab”Jika apa yang kau katakana memang terdapat pada saudaramu
berarti kau telah menggunjingnya (berghibah), dan jika tidak terdapat padanya,
maka engkau telah dusta atasnya (fitnah). (H.R. Muslim).
Dari hadis di atas dapat disipulkan bahwa ghibah adalah menyebutkan
sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedangkan ia tidak suka jika
hal itu disebutkan. Baik penyebutan itu dalam sosial jasmani, kondisi
keagamaan, kekayaannya dsb. Cara melakukannya pun bermacam-macam. Di antaranya
dengan membeberkan aib atau menirukan tingkah laku dari orang yang
dipergunjingkan dengan maksud mengolok-olok.
Jama’ah
yang dimuliakan Allah
Oleh karena itu, hendaklah kita memulai dari diri kita sendiri
untuk tidak melakukan praktek ghibah. Dan hendaklah kita selalu saling
mengingatkan kepada sesama kita untuk menghidari perbuatan tercela tersebut.
Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan, bila ada jarum yang
patah jangan disimpan di dalam peti, bila ada kata yang salah jangan disimpan
di dalam hati. Kurang dan lebihnya mohon maaf, akhirul kalam
Wassalam.